BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Eliminasi normal sisa tubuh melalui
saluran gastrointestinal dan perkemihan. Merupakan fungsi dasar yang banyak
orang mengalaminya. Bila salah satu system terganggu dan eliminasi normal tidak
terjadi, sitem tubuh lain mengalami risiko terpengaruh. Selain itu, gangguan
eliminasi dapat memilki dampak emosi dan social juga. Klien yang semula mandiri
mungkin sekarang menjadi menarik diri dan tidak dapat aktif bersosialisasi.
Untuk mempertahankan eliminasi yang tepat, perawat perlu membantu untuk mendidik
klien mengenai alternatif pola eliminasi.
B. Rumusan
masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah bagaiman cara melakukan insersi/ pemasangan kateter kandung
kemih ?
C. Tujuan
Mampu
melakukan Insers/ pemasangan kateter
BAB
II
PEMBAHASAN
Bagian
1: Pemasangan kateter kandung kemih pada wanita
A. Defenisi
Kateter adalah pipa untuk memasukkan
atau mengeluarkan cairan. Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau
plastik, metal, woven silk dan silicon.
Kandung kemih adalah sebuah kantong
yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang
dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Kateterisasi kandung kemih
adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk
mengeluarkan air seni atau urine. Kateterisasi kandung kemih pada wanita adalah
pemasangan/ memasukkan slang karet atau plastik ke dalam genetalia wanita
melewati uretra ke dalam kandung kemih
B. Kegunaan/
manfaat
Ø Untuk segera mengatasi distensi
kandung kemih.
Ø Untuk pengumpulan spesimen urine.
Ø Untuk mengukur residu urine setelah
miksi di dalam kandung kemih.
Ø Untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum dan selama pembedahan .
C. Persiapan
alat
1) Sarung
tangan steril
2) Kateter
steril
3) Duk
steril
4) Minyak
pelumas/ jelly
5) Larutan
pembersih/ anti septik
6) Spoit
yang berisi cairan atau udara
7) Perlak
8) Pinset
anatomi
9) Bengkok
10) Urin
bag
11) Sampiran
12) Aquades
D. Prosedur
kerja
1) Jelaskan
prosedur pada klien
2) Cuci
tangan
3) Pasang
sampiran
4) Pasang
perlak
5) Gunakan
sarung tangan steril
6) Pasang
duk steril
7) Melakukan desinfeksi sebagai berikut : Pada
penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai
dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang
3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris
untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
8)
Kateter diberi minyak
pelumas pada ujungnya, lumuri kateter dengan jelly dari
ujung merata sampai sepanjang 4 cm.
9) Untuk pasien wanita : Jari tangan
kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan
dengan disertai penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan
kateter, jika ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah
pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai pangkalnya.
10) Mengambil spesimen urine kalau
perlu.
11) Mengembangkan balon kateter dengan
aquades steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai.
12) Memfiksasi kateter : Pada klien
wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha.
13) Menempatkan urin bag di tempat tidur
pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih.
14) Rapikan alat
15) Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan
16) Melaporkan pelaksanaan dan hasil
tertulis pada status penderita yang meliputi: Hari tanggal dan jam pemasangan
kateter, Tipe dan ukuran kateter yang digunakan, Jumlah, warna, bau urine dan
kelainan-kelainan lain yang ditemukan, Nama terang dan tanda tangan pemasang.
Bagian 2: Pemasangan
kateter kandung kemih pada laki-laki
A. Defenisi
Kateter adalah pipa untuk memasukkan
atau mengeluarkan cairan. Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau
plastik, metal, woven silk dan silicon.
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang
berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan
oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Kateterisasi kandung kemih laki-laki
adalah dimasukkannya kateter pada alat genetalia laki-laki melalui urethra ke
dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
B. Kegunaan/
manfaat
·
Untuk segera mengatasi
distensi kandung kemih
·
Untuk pengumpulan
spesimen urine
·
Untuk mengukur residu
urine setelah miksi di dalam kandung kemih
·
Untuk mengosongkan
kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
C. Persiapan
alat
1) Sarung
tangan steril
2) Kateter
steril
3) Duk
steril
4) Minyak
pelumas/ jelly
5) Larutan
pembersih/ anti septic
6) Spoit
yang berisi cairan atau udara
7) Perlak
8) Pinset
anatomi
9) Bengkok
10) Urin
bag
11) Sampiran
12) Aquades
D. Prosedur
kerja
1) Jelaskan
prosedur pada klien
2) Cuci
tangan
3) Pasang
sampiran
4) Pasang
perlak
5) Gunakan
sarung tangan steril
6) Pasang
duk steril
7) Melakukan desinfeksi sebagai berikut: Pada
klien laki-laki penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus
dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter
mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan
memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol.
Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang
pinset dan dipertahankan tetap steril.
8) Kateter
diberi minyak pelumas/jelly pada ujungnya (kurang 12,5-17,5 cm) lalu masukkan
perlahan meatus sambil anjurkan klien menarik napas dalam.
Dengan
penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: Pada
laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh
penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang
kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita
menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan
berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi
dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar.
Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya
dimasukkan lagi +/- 3 cm.
17) Setelah kateter masuk, isi balon
dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap (mengembangkan
balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi
kateter yang dipakai) dan bila intermiten tarik kembali sambil klien di minta
menarik napas dalam.
18) Mengambil spesimen urine kalau
perlu.
19) Memfiksasi kateter : pada laki-laki kateter difiksasi dengan
plester pada abdomen
20) Menempatkan urin bag di tempat tidur
pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih.
21) Rapikan alat
22) Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan
23) Menempatkan urin bag di tempat tidur
pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
24) Melaporkan pelaksanaan dan hasil
tertulis pada status klien yang meliputi:
·
Hari tanggal dan jam
pemasangan kateter
·
Tipe dan ukuran kateter
yang digunakan
·
Jumlah, warna, bau
urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan
·
Nama terang dan tanda
tangan pemasang
Bagian
3. Pemasangan kondom kateter
A. Defenisi
Kateter
kondom adalah alat drainase urine ekternal yang tepat dalam penggunaannya adan
aman untuk mendarinase urine pada klien pria. Alat ini lembut, dan sarung karet
yang lembut yang disarungkan ke penis.
B. Kegunaan/
manfaat
Tersedia untuk
klien inkontinensia atau koma yang masih mempunyai fungsi pengosongan kandung
kemih lengkap dan spontan.
C. Persiapan
alat
1. Sarung
tangan
2. Air
sabun
3. Pengalas
4. Kateter
kondom
5. Kantung
penampung urine
6. sampiran
D. Prosedur
kerja
1. Jelaskan
prosedur pada klien
2. Cuci
tangan
3. Pasang
sampiran
4. Pasang
perlak
5. Gunakan
sarung tangan
6. Atur
posisi klien telentang
7. Bersihkan
daerah genetalia dengan air sabun, bilas dengan air
8. Lakukan
pemasangan kondom dengan disisakan 2,5-5 cm ruang antara glans penis dengan
ujung kondom
9. Lekatkan
pangkal kateter pada batang penis dengan perekat elastis dan jangan ketat.
10. Hubungkan
ujung kondom dengan kantung penampung urine
11. Rapikan
alat
12. Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan
13. Catat
prosedur dan respon klien.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kateter
adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kateterisasi kandung
kemih adalah dimasukkannya kateter pada alat genetalia.
Kandung kemih
adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah
jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Kateterisasi kandung kemih adalah
dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan
air seni atau urine. Kateterisasi kandung kemih adalah pemasangan/ memasukkan
slang karet atau plastik ke dalam genetalia melewati uretra ke dalam kandung
kemih alat sesui dengan prosedur kerja.
Kateter kondom adalah
alat drainase urine ekternal yang tepat dalam penggunaannya adan aman untuk
mendarinase urine pada klien pria. Alat ini lembut, dan sarung karet yang
lembut yang disarungkan ke penis. Tersedia untuk klien inkontinensia atau koma
yang masih mempunyai fungsi pengosongan kandung kemih lengkap dan spontan.
B. Saran
Untuk mempertahankan eliminasi yang tepat yaitu pada kondisi
klien, maka diharapkan perawatan secara komprehensif terhadap kasus ini perlu dilakukan
dengan benar dan tepat sesuai dengan kaidah proses keperawatan. Perlu
ditingkatkan pelayanan yang cepat dan tepat untuk menghindari keadaan yang
semakin memburuk dan gangguan psikologis sehingga klien merasa nyaman dengan
pelayanan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
.
Advanced Trauma Life Support Program
Untuk Dokter, Cedera Kepala, Committee on Trauma American College of Surgeons,
Terjemahan Komisi Trauma IKABI, 1997
Buku panduan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM),
praktek laboratirium sklill keperawatan. Program studi Keperawatan UIN Alauddin
Makassar semester 2. 2008.
Perry , Anne Griffin,. Potter,
Peterson,. Buku saku Keterampila & Prosedur Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC.
2005.
Prosedur Tetap Standar Pelayanan Medis
IRD Dr. Soetomo. 1996
Widjoseno Gardjito,Urologi, Pedoman
Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 1994
0 komentar:
Posting Komentar