BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian penyakit jantung dalam kehamilan
Kehamilan menyebabkan
terjadinya sejumlah perubahan fisiologis
dari sistem kardiovaskuler yang akan dapat di tolerir dengan baik oleh wanita
yang sehat, namun akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang
mempunyai kelainan jantung sebelumnya . tanpa diagnosis yang akurat dan
pebanganan yang baik maka penyakit jantung dalam kehamilan dapat menimbulkan
mortalitas ibu yang signifikan.
Peningkatan estrogen dan progesteron
menyebabkan perubahan pembuluh darah menjadi lebih lebar. Serta terjadi peningkatan pembuluh darah sebesar 25 -30%
dan peningkatan sel darah sebanyak 20% dari jumlah sebelum hamil. Sel darah
meningkat sampai 33% tetapi kerena peningkatan volume plasma yang lebih besar
dari pada eritrosit dalam darah sehingga
menyebabkan viskositas darah berkurang yang di sebut hemodilusi atau pengeceran
darah. Hemodilusi atau pseudenomia dapat menyababkan anemi fisiologis pada
kehamilan.
Banyaknya perubahan fisiologis yang
terjadi pada wanita hamil nampaknya mempersulit diagnosis kelainan jantung,
misalnya bising jantung fisiologis sering di temukan pada wanita hamil normal,
demikian pula dengan dyspnea dan edemcunninghem dkk menyatakan bahwa diagnosis
penyakit jantung pada kehamilan jangan di tegakkan bila tidak ada kelainan yang
di temukan sebaliknya jangan gagal dan
terlambat menegakkan diagnosis bila
memang ada kelainan. Martin dkk(1999) melaporkan bahwa kelainan jantung merupakan penyebab kematian ketiga
terbanyak pada wanita usia 25 – 44
tahun.
Hemodinamik menggambarkan hubungan
antara tekanan darah curah jantung dan resistensi vaskuler . pengukuran tekanan darah dapat
dilakukan secara tidak langsung dengan cara auskultasi atau secara langsung dengan kateter
intra-arterial. Curah jantung dapat diukur dengan tekhnik pengeceran melalui
vena sentral, tekhnik dopler, ekokardiografi dua dimensi atau dengan impendansi
elektrik.
Curah jantung merupakan hasil
perkalian stroke volume dan denyut jantung. Denyut jantung dan stroke volume
meningkat seiring dengan bertambahnya
usia kehamlan . setelah 32 minggu, stroke volume menurun dan curah jantung sangat tergantung dengan denyut jantung.
Resistensi vaskuler menurun pada trimester pertama dan awal trimester kedua.
Denyut jantung tekanan darah, dan curah
jantung akan meningkat pada saat ada kontraksi uterus. Jadi tiga perubahan hemodinamik utama yang
terjadi pada masa kehamilan: peningkatan curah jantung, peningkatan denyut
jantung, dan penurunan resistensi perifer.
Segera setelah persalinan darah dari
uterus akan kembali ke sirkulasi
sentral. Pada kehamilan normal,
mekanisme konpensasi ini akan melindungi ibu dari efek hemodinamik yang
terjadi akibat pendarahan postpartum , namun bila ada kelainan jantung maka
sentralisasi darah yang akut ini akan meningkatkan tekanan pulmonar dan terjadi
kongesti paru. Dalam dua minggu pertama postpartum terjadi mobilisasi cairan
ekstra vaskuler dan diuresis. Pada wanita dengan stenosis katup mitral dan
kardiomiopati sering terjadi dekompensasi jantung pada masa mobilisasi cairan postpartum. Curah jantung
biasanya akan kembali normal setelah 2 minggu postpartum.
Takikardi akan mengurangi
pengisian ventrikel kiri, mengurangi
perkusi pembuluh darah koroner pada saat diastol dan secara simultan kemudian
meningkatkan kebutuhaan oksigen pada miokardium. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen akan memicu terjadinya iskemia
miokard. Tiga perubahan hemodinamik yang berhubungan dengan penanganan penyakit
jantung adalah: peningkatan curah jantung, peningkatan denyut jantung, dan
penurunan resistensi vaskuler.
Pada awal kehamilan terjadi ekspansi
aliran darah ginjal dan peningkatan laju filtrasi glomerulus. Natrium yang di
filtrasi meningkat hampir 50%, meskipun perubahan perubahan fisiologis ini akan
meningkatkan pengeluaran natrium dan air
tejadi pula peningkatan volume darah
sebesar 40-50%. Sistem renin angiotensin akan di aktifkan dan konsentrasi
aldesteron dalam plasma akan meningkat.
Penambahan volume plasma akan
menyebabkan penurunan hematokrit dan merangsang
hematopoisis. Massa sel sel darah
merah akan bertambah dari 18 % menjadi
25% tergantung pada cadangan besi tiap individu. Keadaan “anemia fisiologis”
ini biasanya tidak menyebabkan komplikasi pada jantung ibu, namun anemia yang
lebih berat akan meningkatkan kerja
jantung dan menyebabkan terjadinya
takikardia. Mikrotisosia\s akibat defisiensi besi dapat memperburuk perfusi
pada sistem mikrosirkulasi penderita polisitemia yang berhubungan dengan penyakit
jantung sianotik sebab sel sel darah merah yang mikrositik sedikit yang di
rubah. Keadaan ini membutuhkan suplai besi dan asam folat.
Kadar albumin serum akan menurun 22% meskipun massa albumin intravaskuler
bertambah 20% akibatnya terjadi
penurunan tekanan onkotik serum dari 22 mmHg menjadi 19 mmHg. Pada
kehamilan normal balans cairan intravaskuler
di pertahankan oleh penurunan tekanan onkotik intertitial, namun bila
terjadi peningkatan tekananpengisian ventrikel
kiri atau bila terjadi gangguan
pada pembuluh darah paru maka
B.
Etiologi
Lesi kongenital bertanggung jawab
pada > 50 % penyakit jantung dalam kehamilan. Penyebab lainnya: arteri
koroner, hipertensi, disfungsi laroid
C.
Diagnosis
Kebanyakan wanita dengan kelainan
jantung telah terdiagnosis sebelum kehamilan, misalnya pada mereka yang pernah
menjalani operasi karena kelainan jantung kongenital maka akan mudah untuk
mendapat informasi yang rinci. Sebaliknya penyakit jantung pertama kali di
diagnosis saat kehamilan bila ada gejala yang di picu oleh peningkatan
kebutuhan jantung.
Gejala klasik penyakit jantung
adalah: palpitasi, sesak nafas, dan nyeri dada. Berhubung karena gejala ini
juga berhubungan denan kehamilan normal maka perlu melakukan anamnesis yang
cermat untuk menentukan apakah gejala ini sudah tidak berhubungan dengan
kehamilan normal.
Pemeriksaan diagnostik lanjut perlu
di lakukan padawanita hamil yang mempunyai: riwayat kelainan jantung , gejal
yang melebihi kehamilan normal, bising patologi, tanda kegagalan jantung
pemeriksaan fisik atau desaturasi oksigen arteri tanpa kelainan paru.
Pemeriksaan yang tepat untuk menilai wanita hamil dengan dugaan kelainan
jantung adalah’’ ekokardiografi transtorasik’’. Pemeriksaan radiografi paru
hanya bermanfaat pada dugaan kegagalan jantung. Pemeriksaan elektrokardiografi
(EKG) nampaknya tidak spesifik. Bila ada gejala aritmia jantung yang menetap
maka perlu dilakukan monitor EKG selam 24 jam. Kateterisasi jantung jarang di perlukan untuk membuat
diagnosis penyakit jantung kongenital atau kelainan katup jantung., namun
pemeriksaan ini bermanfaat bila ada gejala penyakit jantung koroner akut selama
kehamilan sebab mempunyai paparan
radiasi yang kecil sehingga diagnosis dapat di tegakkan lebih dini dan
dapat di lakukan evaskularisasi untuk
mencegah infark miokard
Beberapa indikator klinik
dari penyakit jantung dalam kehamilan
1.
Gejala
a. Dispnea
yang progresif atau orthopnhea
b. Batuk
pada malam hari
c. Hemoptisis
d. Sinkop
e. Nyeri
dada
2.
Tanda
tanda klinik
a. Sianosis
b. Clubbing
pada jari jari
c. Distensi
vena di daerah leher yang menetap
d. Bising
sistolik derajat 3/6 atau lebih
e. Bising
diastolik
f. Kardiomegali
g. Aritmia
persisten
h. Terpisahnya
bunyi jantung dua yang persisten
i. Adanya
kriteria hipertensi pulmonal
D.
Klasifikasi
penyakit jantung dalam kehamilan
Klasifikasi penyakit jantung yang
sifatnya fungisional dan berdasarkan keluhan keluhan yang dahulu dan sekarang
di alami oleh penderita – seperti telah di terima oleh new york heart
association – sangat praktis dalam penanggulangan dan penentuan prognosis
penyakit jantung dalam kehamilan. Klasifikasi itu ialah sebagai berikut:
Kelas I
Para penderita penyakit jantung
tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik, dan tanpa gejala –gejala penyakit
jantung apabila mereka melakukan kegiatan biasa.
Kelas II
Para penderita penyakit jantung
dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa apa
waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala gejala
insufiensi jantung, seperti kelelahan, jantung berdebar (palpitasi kordis),
sesak nafas atau angina pektoris.
Kelas III
Para penderita penyakit jantung
dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengekuh apa apa
waktu istirahat, akan tetapi kegiatan
fisikyang kurang dari kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala gejal insufiensi
jantung seperti di sebut dalam kelas II.
Kelas IV
Para penderita penyakit jantung yang
tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimbulkan keluhan. Waktu
istirahat juga dapat timbul gejala gejala insufiensi jantung, yang bertambah
apabila mereka melakukan kegiatan fisik walaupun yang sangat ringan.
E.
Komplikasi
penyakit jantung dalam kehamilan
Prognosis penyakit jantung dalam
kehamilan bagi ibu dan janin , yakni bergantung pada beratnya penyakit, umur
dan penyulit penyulit lain. Begitu ibu pengawasan pengobatan , pimpinan
persalinan , dan kerja sama dengan penderita serta kepatuhan dalam mentaati
larangan, ikut menentukan prognosis. Angka kematian meternal secara keseluruhan
1 – 5 %, angka kematian maternal bagi
penderita berat : 15%, bagi janin bila penyakit jantung tidak terlalu
berat tidak begitu mempengaruhi kematian
perinatal. Namunpada penyakit yang berat, prognosis akan buruk karena akan
tejadi gawat janin.
Pengaruh penyakit jantung
pada kehamilan:
1. Dapat
terjadi abortus
2. Prematuritas
3. Dismaturitas
4. Lahir
dengan nilai apgar rendah atau lahir mati
5. Kematian
janin dalam rahim (KJDR)
F.
Penatalaksanaan
Peranan
bidan selama kehamilan ibu dengan penyakit jantung ini berlangsung sangatlah
penting :
1. Memberikan
pengertian kepada ibu hamil untuk
melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur
2. Kerja
sama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog
3. Pencegahan
terhadap kenaikan berat badan dan retensi airyang berlebihan. Jika terdapat
anemia harus di obati.
4. Timbulnya
hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus di obati.
5. Bila
terjadi keluhan yang amat berat,seperti sesak nafas, infeksi saluran
pernafasan, dan sianosis, maka harus di rawat di rumah sakit.
6. Skema
kunjungan antenatal : setiap dua minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan satu
kali seminggu setelahnya.
7. Harus
cukup istirahat, cukup tidur, diet
rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan
8. Pengobatan
khusus bergantung pada kelas penyakit.:
Kelas
I
Tidak memerlukan pengobatan
tambahan
Kelas
II
Biasanya tidak memerlukan
terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28 – 36
minggu.
Kelas
III
Memerlukan digitalisasi atau
obat tambahan, sebaiknya di rawat di rumah sakit sejak kehamilan berusia 28 –
30 minggu.
Kelas IV
Harus
di rawat di rumah sakit dan di berikan pengobatan, bekerja sama dengan
kardiolog. Mempertimbangkan penyakit jantung yang spesifiknya, kondisi ibu
keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli
anestesi, serta fasilitas yang ada.
Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat
meneruskan kehamilan , dan bersalin pervaginam, namun dengan pengawasan yang
baik serta kerja sama dengan ahli penyakit dalam
Penderita
kelas III dan IV tidak boleh hamil
karena kehamilan akan membahayakan
jiwanya. Bila hamil,segera konsultasiakan
ke dokter ahli sedini mungkin abortus buatan medikalis. Pada
kasustertentu tubektomi, bila tidak mau sterilisasi, di anjurkan memakai
kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV pada
penyakit yang tidak terlalu parah, di anjurkan anelgesia epidural, kelahiran
pervaginam di anjurkan pada sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya,
keputusan untuk SC juga harus di
pertimbangkan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal tersebut di sebabkan oleh otot jantung
yang lemah ( kelainan bawaan sejak lahir), dan adanya celah antara serambi
kanan atau serambi kiri. Oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang
memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih dalam kandungan. Hal ini
menyebabkan darah bersih dan darah kotor bercampur.
Penyakit jantung dapat menyerang siapa saja,
entah orang tua, anak kecil, pria atau wanita. Pada umumnya penyakit jantung
timbul karena pola hidup yang kurang sehat sehingga memicu timbulnya penyakit
jantung. Selain itu ada juga beberapa penyakit yang dapat berdampak pada
kesehatan jantung pula.
Saran
Saran Penanganan yang tepat dan keinginan wanita
untuk sembuh dengan mentaati berbagai pantangan serta mengikuti semua aturan
sesuai dengan sistem kesehatan akan mengurangi tingkat epidemiologi penyakit
jantung pada saat kehamilan. Tentunya juga akan mengurangi angka kematian pada
bayi dan ibu hamil di negara indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Patel
Chandra, Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung, tr.by:
Alextri Aantjono Widodo, PT Gramedia, Jakarta, 1998.
Eeasterling
TR, Otto C. Heart desease.: in gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem and
problem pregnancies. 4 th ed. London: churchill livingstone Inc: 2002.p.1005-30.
0 komentar:
Posting Komentar