DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................
- Latar belakang................................................................................
- Rumusan masalah..........................................................................
- Tujuan ............................................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN..............................................................................
- Pengertian......................................................................................
- Etiologi ..........................................................................................
- Diagnosis.......................................................................................
- Klasifikasi penyakit jantung............................................................
- Komplikasi penyakit jantung...........................................................
- Penatalaksanaan............................................................................
BAB
III PENUTUP......................................................................................
- Kesimpulan......................................................................................
- Saran ..............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Dalam
penulisan makalah ini berdasarkan atas informasi-informasi yang penulis
dapatkan dari berbagai sumber,baik itu dari buku-buku maupun melalui media
internet sesuai dengan apa yang terjadi dalam individu itu sendiri dan lainnya.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi bahasa, susunan kalimatnya maupun cara penulisan serta pembahasan
materinya. Oleh kaena itu demi kesempurnaan makalah ini,kritik,ide dan saran
yang sifatnya membangun,sangat penulisan harapan dari pembaca.
Makassar, Maret 2014
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Kehamilan
adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan dengan
penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang nyata.
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah
bahwa wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi
pengaruh timbal balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita
tersebut.Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan
termasuk system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar
dibedakan dari gejala penyakit jantung.
Kehamilan
dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga dapat
mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena
kelainan jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan
tindakan apa yang harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada
masa kehamilan. Untuk hal tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan
pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus yang akan dilahirkan. Akhirnya
setiap dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung mempunyai tanggung
jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan tentang
fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan
kehamilannya yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian
kontrasepsi ataupun tindakan sterilisasi.
- Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud kehamilan, dan penyakit jantung dalam kehamilan?
2. Bagaimana
Etiologi, diagnosis,klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan?
3. Bagaimana
efek kehamilan pada sistem kasdiovaskuler?
4. Bagaimana
sebaiknya penatalaksanaan kehamilan terhadap rawannya penyakit jantung?
- Tujuan
.Untuk
menjelaskan tentang epidemiologi penyakit jantung pada saat kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian penyakit jantung dalam kehamilan
Kehamilan
menyebabkan terjadinya sejumlah
perubahan fisiologis dari sistem kardiovaskuler yang akan dapat di tolerir
dengan baik oleh wanita yang sehat, namun akan menjadi ancaman yang berbahaya
bagi ibu hamil yang mempunyai kelainan jantung sebelumnya . tanpa diagnosis
yang akurat dan pebanganan yang baik maka penyakit jantung dalam kehamilan
dapat menimbulkan mortalitas ibu yang signifikan.
Peningkatan
estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan pembuluh darah menjadi lebih
lebar. Serta terjadi peningkatan
pembuluh darah sebesar 25 -30% dan peningkatan sel darah sebanyak 20% dari
jumlah sebelum hamil. Sel darah meningkat sampai 33% tetapi kerena peningkatan
volume plasma yang lebih besar dari pada eritrosit dalam darah sehingga menyebabkan viskositas darah
berkurang yang di sebut hemodilusi atau pengeceran darah. Hemodilusi atau
pseudenomia dapat menyababkan anemi fisiologis pada kehamilan.
Banyaknya
perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil nampaknya mempersulit
diagnosis kelainan jantung, misalnya bising jantung fisiologis sering di
temukan pada wanita hamil normal, demikian pula dengan dyspnea dan
edemcunninghem dkk menyatakan bahwa diagnosis penyakit jantung pada kehamilan
jangan di tegakkan bila tidak ada kelainan yang di temukan sebaliknya jangan gagal dan terlambat menegakkan
diagnosis bila memang ada kelainan.
Martin dkk(1999) melaporkan bahwa kelainan jantung merupakan penyebab kematian ketiga
terbanyak pada wanita usia 25 – 44
tahun.
Hemodinamik
menggambarkan hubungan antara tekanan darah curah jantung dan resistensi vaskuler . pengukuran tekanan darah dapat
dilakukan secara tidak langsung dengan cara auskultasi atau secara langsung dengan kateter
intra-arterial. Curah jantung dapat diukur dengan tekhnik pengeceran melalui
vena sentral, tekhnik dopler, ekokardiografi dua dimensi atau dengan impendansi
elektrik.
Curah
jantung merupakan hasil perkalian stroke volume dan denyut jantung. Denyut
jantung dan stroke volume meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamlan . setelah 32 minggu, stroke volume
menurun dan curah jantung sangat
tergantung dengan denyut jantung. Resistensi vaskuler menurun pada trimester
pertama dan awal trimester kedua. Denyut jantung tekanan darah, dan curah jantung akan
meningkat pada saat ada kontraksi uterus.
Jadi tiga perubahan hemodinamik utama yang terjadi pada masa kehamilan:
peningkatan curah jantung, peningkatan denyut jantung, dan penurunan resistensi
perifer.
Segera
setelah persalinan darah dari uterus akan kembali ke sirkulasi sentral. Pada kehamilan
normal, mekanisme konpensasi ini akan
melindungi ibu dari efek hemodinamik yang terjadi akibat pendarahan postpartum
, namun bila ada kelainan jantung maka sentralisasi darah yang akut ini akan
meningkatkan tekanan pulmonar dan terjadi kongesti paru. Dalam dua minggu
pertama postpartum terjadi mobilisasi cairan ekstra vaskuler dan diuresis. Pada
wanita dengan stenosis katup mitral dan kardiomiopati sering terjadi
dekompensasi jantung pada masa
mobilisasi cairan postpartum. Curah jantung biasanya akan kembali normal
setelah 2 minggu postpartum.
Takikardi
akan mengurangi pengisian ventrikel
kiri, mengurangi perkusi pembuluh darah koroner pada saat diastol dan secara
simultan kemudian meningkatkan kebutuhaan oksigen pada miokardium. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen akan memicu terjadinya iskemia
miokard. Tiga perubahan hemodinamik yang berhubungan dengan penanganan penyakit
jantung adalah: peningkatan curah jantung, peningkatan denyut jantung, dan
penurunan resistensi vaskuler.
Pada
awal kehamilan terjadi ekspansi aliran darah ginjal dan peningkatan laju
filtrasi glomerulus. Natrium yang di filtrasi meningkat hampir 50%, meskipun
perubahan perubahan fisiologis ini akan meningkatkan pengeluaran natrium dan air tejadi pula peningkatan volume darah sebesar 40-50%.
Sistem renin angiotensin akan di aktifkan dan konsentrasi aldesteron dalam
plasma akan meningkat.
Penambahan
volume plasma akan menyebabkan penurunan hematokrit dan merangsang hematopoisis.
Massa sel sel darah merah akan bertambah dari 18 % menjadi 25% tergantung pada cadangan besi
tiap individu. Keadaan “anemia fisiologis” ini biasanya tidak menyebabkan komplikasi
pada jantung ibu, namun anemia yang lebih
berat akan meningkatkan kerja jantung
dan menyebabkan terjadinya takikardia. Mikrotisosia\s akibat defisiensi
besi dapat memperburuk perfusi pada sistem mikrosirkulasi penderita polisitemia
yang berhubungan dengan penyakit jantung sianotik sebab sel sel darah merah
yang mikrositik sedikit yang di rubah. Keadaan ini membutuhkan suplai besi dan
asam folat.
Kadar
albumin serum akan menurun 22% meskipun massa albumin intravaskuler
bertambah 20% akibatnya terjadi
penurunan tekanan onkotik serum dari 22 mmHg menjadi 19 mmHg. Pada kehamilan
normal balans cairan intravaskuler di
pertahankan oleh penurunan tekanan onkotik intertitial, namun bila terjadi
peningkatan tekananpengisian ventrikel
kiri atau bila terjadi gangguan
pada pembuluh darah paru maka
B.
Etiologi
Lesi
kongenital bertanggung jawab pada > 50 % penyakit jantung dalam kehamilan.
Penyebab lainnya: arteri koroner, hipertensi, disfungsi laroid
C.
Diagnosis
Kebanyakan
wanita dengan kelainan jantung telah terdiagnosis sebelum kehamilan, misalnya
pada mereka yang pernah menjalani operasi karena kelainan jantung kongenital
maka akan mudah untuk mendapat informasi yang rinci. Sebaliknya penyakit
jantung pertama kali di diagnosis saat kehamilan bila ada gejala yang di picu
oleh peningkatan kebutuhan jantung.
Gejala
klasik penyakit jantung adalah: palpitasi, sesak nafas, dan nyeri dada.
Berhubung karena gejala ini juga berhubungan denan kehamilan normal maka perlu
melakukan anamnesis yang cermat untuk menentukan apakah gejala ini sudah tidak
berhubungan dengan kehamilan normal.
Pemeriksaan
diagnostik lanjut perlu di lakukan padawanita hamil yang mempunyai: riwayat
kelainan jantung , gejal yang melebihi kehamilan normal, bising patologi, tanda
kegagalan jantung pemeriksaan fisik atau desaturasi oksigen arteri tanpa
kelainan paru. Pemeriksaan yang tepat untuk menilai wanita hamil dengan dugaan
kelainan jantung adalah’’ ekokardiografi transtorasik’’. Pemeriksaan radiografi
paru hanya bermanfaat pada dugaan kegagalan jantung. Pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG) nampaknya tidak spesifik. Bila ada gejala aritmia
jantung yang menetap maka perlu dilakukan monitor EKG selam 24 jam.
Kateterisasi jantung jarang di perlukan
untuk membuat diagnosis penyakit jantung kongenital atau kelainan katup
jantung., namun pemeriksaan ini bermanfaat bila ada gejala penyakit jantung
koroner akut selama kehamilan sebab mempunyai paparan radiasi yang kecil sehingga diagnosis dapat
di tegakkan lebih dini dan dapat di lakukan evaskularisasi untuk mencegah infark miokard
Beberapa indikator
klinik dari penyakit jantung dalam kehamilan
1.
Gejala
a. Dispnea
yang progresif atau orthopnhea
b. Batuk
pada malam hari
c. Hemoptisis
d. Sinkop
e. Nyeri
dada
2.
Tanda
tanda klinik
a. Sianosis
b. Clubbing
pada jari jari
c. Distensi
vena di daerah leher yang menetap
d. Bising
sistolik derajat 3/6 atau lebih
e. Bising
diastolik
f. Kardiomegali
g. Aritmia
persisten
h. Terpisahnya
bunyi jantung dua yang persisten
i.
Adanya kriteria
hipertensi pulmonal
D.
Klasifikasi
penyakit jantung dalam kehamilan
Klasifikasi
penyakit jantung yang sifatnya fungisional dan berdasarkan keluhan keluhan yang
dahulu dan sekarang di alami oleh penderita – seperti telah di terima oleh new
york heart association – sangat praktis dalam penanggulangan dan penentuan
prognosis penyakit jantung dalam kehamilan. Klasifikasi itu ialah sebagai
berikut:
Kelas I
Para
penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik, dan tanpa
gejala –gejala penyakit jantung apabila mereka melakukan kegiatan biasa.
Kelas II
Para
penderita penyakit jantung dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik.
Mereka tidak mengeluh apa apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik biasa
menimbulkan gejala gejala insufiensi jantung, seperti kelelahan, jantung
berdebar (palpitasi kordis), sesak nafas atau angina pektoris.
Kelas III
Para
penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik.
Mereka tidak mengekuh apa apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisikyang kurang dari kegiatan biasa
sudah menimbulkan gejala gejal insufiensi jantung seperti di sebut dalam kelas
II.
Kelas IV
Para
penderita penyakit jantung yang tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun
tanpa menimbulkan keluhan. Waktu istirahat juga dapat timbul gejala gejala
insufiensi jantung, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik
walaupun yang sangat ringan.
E.
Komplikasi
penyakit jantung dalam kehamilan
Prognosis
penyakit jantung dalam kehamilan bagi ibu dan janin , yakni bergantung pada
beratnya penyakit, umur dan penyulit penyulit lain. Begitu ibu pengawasan
pengobatan , pimpinan persalinan , dan kerja sama dengan penderita serta
kepatuhan dalam mentaati larangan, ikut menentukan prognosis. Angka kematian
meternal secara keseluruhan 1 – 5 %, angka kematian maternal bagi penderita berat : 15%, bagi janin bila
penyakit jantung tidak terlalu berat
tidak begitu mempengaruhi kematian perinatal. Namunpada penyakit yang
berat, prognosis akan buruk karena akan tejadi gawat janin.
Pengaruh penyakit
jantung pada kehamilan:
1. Dapat
terjadi abortus
2. Prematuritas
3. Dismaturitas
4. Lahir
dengan nilai apgar rendah atau lahir mati
5. Kematian
janin dalam rahim (KJDR)
F.
Penatalaksanaan
Peranan
bidan selama kehamilan ibu dengan penyakit jantung ini berlangsung sangatlah
penting :
1. Memberikan
pengertian kepada ibu hamil untuk
melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur
2. Kerja
sama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog
3. Pencegahan
terhadap kenaikan berat badan dan retensi airyang berlebihan. Jika terdapat
anemia harus di obati.
4. Timbulnya
hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus di
obati.
5. Bila
terjadi keluhan yang amat berat,seperti sesak nafas, infeksi saluran
pernafasan, dan sianosis, maka harus di rawat di rumah sakit.
6. Skema
kunjungan antenatal : setiap dua minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan satu
kali seminggu setelahnya.
7. Harus
cukup istirahat, cukup tidur, diet
rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan
8. Pengobatan
khusus bergantung pada kelas penyakit.:
Kelas
I
Tidak memerlukan
pengobatan tambahan
Kelas
II
Biasanya tidak
memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28
– 36 minggu.
Kelas
III
Memerlukan digitalisasi
atau obat tambahan, sebaiknya di rawat di rumah sakit sejak kehamilan berusia
28 – 30 minggu.
Kelas IV
Harus
di rawat di rumah sakit dan di berikan pengobatan, bekerja sama dengan
kardiolog. Mempertimbangkan penyakit jantung yang spesifiknya, kondisi ibu
keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli
anestesi, serta fasilitas yang ada.
Penderita kelas I dan kelas II biasanya
dapat meneruskan kehamilan , dan bersalin pervaginam, namun dengan pengawasan
yang baik serta kerja sama dengan ahli penyakit dalam
Penderita
kelas III dan IV tidak boleh hamil
karena kehamilan akan membahayakan
jiwanya. Bila hamil,segera konsultasiakan
ke dokter ahli sedini mungkin abortus buatan medikalis. Pada
kasustertentu tubektomi, bila tidak mau sterilisasi, di anjurkan memakai
kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV pada
penyakit yang tidak terlalu parah, di anjurkan anelgesia epidural, kelahiran
pervaginam di anjurkan pada sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya,
keputusan untuk SC juga harus di
pertimbangkan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit
jantung adalah sebuah kondisi yang
menyebabkan jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal tersebut
di sebabkan oleh otot jantung yang lemah ( kelainan bawaan sejak lahir), dan
adanya celah antara serambi kanan atau serambi kiri. Oleh karena tidak
sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat
penderita masih dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah
kotor bercampur.
Penyakit
jantung dapat menyerang siapa saja, entah orang tua, anak kecil, pria atau
wanita. Pada umumnya penyakit jantung timbul karena pola hidup yang kurang
sehat sehingga memicu timbulnya penyakit jantung. Selain itu ada juga beberapa
penyakit yang dapat berdampak pada kesehatan jantung pula.
Saran
Saran Penanganan yang tepat
dan keinginan wanita untuk sembuh dengan mentaati berbagai pantangan serta
mengikuti semua aturan sesuai dengan sistem kesehatan akan mengurangi tingkat
epidemiologi penyakit jantung pada saat kehamilan. Tentunya juga akan
mengurangi angka kematian pada bayi dan ibu hamil di negara indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Patel
Chandra, Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung, tr.by:
Alextri Aantjono Widodo, PT Gramedia, Jakarta, 1998.
Eeasterling
TR, Otto C. Heart desease.: in gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem and
problem pregnancies. 4 th ed. London: churchill livingstone Inc:
2002.p.1005-30.
0 komentar:
Posting Komentar