BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Masa setelah melahirkan atau masa postpartum merupakan
tantangan bagi banyak ibu yang baru melahirkan. Pemulihan dari proses
melahirkan, belajar menjadi orang tua, dan
mengurus diri sendiri membutuhkan banyak energi. Menderita anemia pada masa postpartum dapat membuat
proses ini menjadi lebih sulit.
Anemia terjadi jika kadar hemoglobin dalam darah rendah. Hemoglobin adalah zat pembawa oksigen dalam
sel darah merah. Jika terjadi
gangguan sistem transportasi oksigen (misalnya anemia) akan menyebabkan tubuh sulit untuk bekerja.Anemia post
partum di definisikan sebagai kadar
hemoglobin kurang dari 10g/ dl, hal ini merupakan masalah yang umum
dalam bidang obstetrik, apa lagi jika kadar
hemoglobin kurang dari 6g/ dl.
1.2.
Rumusan
Masalah
a. Pengertian Anemia Berat
b. Tanda dan Gejala Anemia Berat
c. Prognosa
d. Indikasi Tindakan
e. Persiapan Alat, Pasien, dan Petugas
f. Tindakan
g. Evaluasi
h. SOP Penatalaksanaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Anemia Berat
a.
Anemia
berat adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr%. (Wiknjosastro, 2002)
b.
Anemia
merupakan kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11gr% pada trimester I
dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II. (Saifuddin, 2002)
c.
Anemia
merupakan keadaan menurunnya kadar HB, hematokrit, dan jumlah sel darah merah
di bawah nilai yang dipatok untuk perorangan. (Arisman, 2008)
d.
Anemia
merupakan keadaan dimana level Hb rendah karena kondisi patologis. (Fatmah
dalam FKM UI, 2007)
e.
Anemia
merupakan berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar Hb dalam
setiap mililiter kubik darah dalam tubuh manusia. (Nursalam)
f.
Anemia
merupakan suatu kedaan adanya penurunan kadar Hb, hematokrit, dan jumlah
eritrosit di bawah normal. (Wirakusumah)
g.
Anemia
yaitu gangguan kesehatan berupa kekurangan kadar HB didalam darah; penyakit
kurang darah;kekurangan butir-butir dalam darah merah. (Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia)
2.2.
Tanda
dan Gejala
a.
Koilonychia
: suatu keadaan kuku mengidap satu kelainan sehingga berbentuk seperti sendok
(anemia karena kekurangan zat besi)
b.
Lidah
kelihatan berbintik merah (sore red
tongue) dan meradang (glositis)
c.
Kesulitan
dalam menelan yaitu dapat dilihat dari perubahan esofagus.
d.
Seiring
limpa membesar
e.
Pengurangan
sel darah putih
f.
Takipnea
g.
Nafsu
makan berkurang
h.
Merasa
pusing dan lemah
i.
Sakit
kepala
j.
Tidak
enak badan dan nafas pendek
k.
Pucat
pada membran mukosa dan konjungctiva
l.
Kulit
pucat dan pucat pada kuku jari
m.
Ikterus
n.
Lelah
dan sering mengantuk
o.
Lidah
mudah terluka
p.
Kondisi Hb kurang dari 6 gr%
2.3.
Prognosa
Kehilangan
darah yang signifikan setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia postpartum.
Banyaknya cadangan hemoglobin dan besi selama
persalinan dapat menurunkan risiko terjadinya anemia berat dan
mempercepat pemulihan. Menurut analisa terbaru, kehilangan darah pada saat post
partum di atas 500 ml masih merupakan
suatu masalah dalam penyebab tertinggi angka kematian ibu.
2.4.
Indikasi Tindakan
a. Perdarahan
karena kontraksi otot uterus yang kurang baik.
b. Bisa terjadi
infeksi puerpuralis.
c. Bisa terjadi
sesak nafas, karena O2 berkurang yang masuk kedalam peredaran darah.
d.
Intake kurang misalnya kualitas menu
jelek atau muntah terus.
2.5.
Persiapan Alat, Pasien dan Petugas
1. Persiapan
Alat
a.
Infuset
b. Oksigen
c. Pemberian
vit C
d. Alat
transfusi darah
e. Obat Anemia Berat: Ferum dextran 1000 mg (20
ml) gluteus/IV atau 2x10 ml/IM pada gluteus dapat meningkatkan kadar HB yaitu
2gr% kemudian transfusi darah sebagai pengobatan anemia.
2.
Persiapan
Pasien
a. Persiapan
diri
b. Persiapan
psikologi
c. Persiapan
emosional (dukungan dan anjuran suami dan anggota keluarga lain untuk
mendapingi ibu)
d. Mengatur
posisi (posisi yang nyaman)
3. Persiapan
Petugas
a.
Jika ibu segera pulang kerumah setelah
persalinan, kadar hemoglobin pascapartum tidak perlu di periksa jika tidak ada
riwayat anemia sebelum persalinan dan pendarahan pada saat pelahiran tidak
berlebihan. Jika tidak memiliki informasi klinis ,bidan harus bergantung pada gejala
klinis ibu; jika gejala ini meliputi letargi, takikardia, dana sesak nafas
,serta gambaran klinis,membrane mokosa pusat, lakukan pemeriksaan profil darah.
Berapa peneliti meragukan perkiraan perdarahan setelah persalinan dan penentuan
waktu pengambilan darah untuk mengkaji dampak fisiologis perdarahan (Paterson et al 1994). Oleh
karena itu, hari pascanatal ketika di lakukan pemeriksaan hemoglobin, dapat
memberikan makna klinis pada penatalaksanaan selanjutnya.
b.
Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial
sesuai dengan diagnosa dan masalah yang sudah didentifikasi. Mengindetifikasi
penuhnya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsulkan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
2.6.
Tindakan
Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian awal
pascasalin. Proses pelatanaksaan kebidanan selalu di pakai untuk :
a.
Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
b.
Memberikan konseling untuk ibu dan keluarga
mengenai cara pencegahan perdarahan, mengenai tanda – tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik, serta memperaktekkan kebersihan yang aman.
c.
Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin ibu
dan bayi
d.
Memulai dan mendorong pemberian ASI.
e.
Sebelum ibu di pulangkan, bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan keadaan ibu sudah stabil komponen
pemeriksaan fisik dan penilaian :
-
Keadaan umum : bagaimana perasaan ibu
-
TTV
-
Fundus uteri
-
Lokia
-
Kandung kemih
2.7.
Evaluasi
Berdasarkan data yang terkumpul, bidan memutuskan apakah ibu normal
atau tidak normal. Jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama atau sampai ibu dan bayi stabil.
a.
6 – 8 jam setelah persalinan
o Mencegah
perdarahan masa nifas.
o Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.
o Memberikan
konseling pada ibu atau keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas.
o Pemberian
ASI awal
o Melakukan hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama atau sampai ibu dan bayi stabil.
b.
3-4
hari
Lakukan
pemeriksaan Hb post partum, sebaiknya 3-4 hari setelah anak lahir. Karena
hemodialisis lengkap setelah perdarahan memerlukan waktu 2-3 hari.
c.
6 hari-2 minggu setelah persalinan
o Memastikan
involusi uterus berjalan normal
o Uterus
berkontraksi
o Fundus
dibawah umbilicus
o Tidak ada perdarahan abnormal
o Tidak
ada bau
o Menilai
tanda-tanda demam,infeksi, atau perdarahan abnormal
o Memastikan
ibu cukup makanan ,cairan dan istirahat
o Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
o Memberikan
konseling pada ibu mengenai:
·
Asuhan pada bayi
·
Perawatan tali pusat
·
Menjaga bayi tetap hangat
·
Perawatan bayi sehari-hari
d.
6 minggu setelah persalinan
o
Menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang ibu dan bayi alami.
2.8.
SOP
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai
dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal (Soebroto, 2010). Gejala Anemia Gejala yang seringkali
muncul pada penderita anemia diantaranya (Soebroto, 2010) : Lemah, letih, lesu,
mudah lelah, dan lunglai, wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, nafsu
makan berkurang. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa, sering sakit.
Nifas (puerperium)
periode waktu atau masa dimana organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak
hamil, masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Anemia pada ibu nifas
adalah Suatu keadaan dimana seseorang ibu sehabis melahirkan sampai dengan
kira-kira 6 minggu dalam kondisi pucat,lemah, dan kurang bertenaga.
Faktor yang
mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu
hamil dengan anemia, nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri. Anemia
dalam masa nifas merupakan lanjutan daripada anemia yang diderita saat
kehamilan, yang menyebabkan banyak keluhan bagi ibu dan mengurangi presentasi
kerja, baik dalam pekerjaan rumah sehari-hari maupun dalam merawat bayi
(Wijanarko, 2010). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi
uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium,
pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo,
2005).
Daftar Pustaka
Myles Buku Ajar Bidan Edisi : 14. Penerbit : Buku Kedokteran EGC,
Cetakan Pertama 2009. Hal :
63.
Buku Ilmu
Kebidanan Patologi Unpad Bandung.
Prawirohardjo,
Sarwono. 1993. Ilmu Kandungan. Jakarta
: Tridasa Printer
Majalah Bidan
Edisi No, 48 / 2001 50 Tahun IBI
Caughlan S. Post-Partum Anemia: Can
Prenatal Supplements Prevent It? 2009
[Cited 16th
November 2010]; Available From:
0 komentar:
Posting Komentar