Kamis, 17 Juli 2014

MAKALAH KELAINAN DARAH

Diposting oleh Unknown di 01.08


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seseorang, baik pria maupun wanita, dinyatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 gr/100 ml. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal itu disebabkan karena dalam kehamilan kepeluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3nFxxVXQb70r9lbiWJnVzZtqLjzwtlbooQxJp8xgE_eGc-ScY7seY9Knawe33N_990gg4JkkKVeb67oZpx-TMaMLP9MqI9ncsb6vr3hKd8MYEKTMQSrA04-zrjJCEPn79kemOMIRaLUw/s1600/sickle_cell_anemia21-300x249.jpg 
Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%. Karena defesiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat di pahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri-negeri yang sudah berkembang, dibandingkan dengan negeri-negeri yang sudah maju. Menurut penyelidikan Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, pseudoanemia 57,9% dan wanita hamil dengan Hb 12 gr/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, Hb rata-rata 12,3 gr/ml dalam trimester I, 11,3 gr/100 ml dalam trimester II, dan 10,8 gr/100 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari anemia ?
2.      Apakah tanda dan gejala anemia ?
3.      Apakah penyebab dari anemia ?
4.      Bagaimana patofisiologi anemia ?
5.      Bagaimana klasifikasi dari anemia ?
6.      Bagaimana pengaruh anemia pada kehamilan,persalianan dan masa nifas ?
7.      Bagaimana penanganan anemia ?

C.    Tujuan
1.      Diketahuinya  pengertian dari anemia.
2.      Diketahuinya  tanda dan gejala anemia.
3.      Diketahuinya penyebab dari anemia.
4.      Diketahuinya patofisiologi anemia.
5.      Diketahuinya klasifikasi dari anemia.
6.      Diketahuinya pengaruh anemia pada kehamilan,persalianan dan masa nifas.
7.      Diketahuinya penanganan anemia.

BAB II
PEMBAHASAAN

A.    Pengertian Anemia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibS5J9VmCPU1HSDdKEAzgWCbEh3Tx74FHmsFqQYi6aPRJJXyLMZGE0edR7r2mhl9EN9eByt1xfT3Lqvk768MsevST4jTb5AgXlCIm7O1tMg-6x-O4BMwG-iX-F19EvjX75oa1HeL0LSmQ/s400/sferositosis.jpgAnemia adalah  kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (HB) dalam darah kurang dari 12% ( Wiknjosastro, 2002 ).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5% pada trimester 2. Nila batas tersebut dan perbedaan dengan wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi terutama pada trimester 2 ( Saifuddin, 2002 ).

B.     Tanda dan gejala Anemia
Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai berikut :
1.    Lemah, malas, sering mengantuk
2.    Pusing, lelah
3.    Nyeri kepala
4.    Luka pada lidah
5.    Kulit pucat
6.    Membrane mukosa pucat ( misal konjungtiva )
7.    Bantalan kuku pucat
8.    Tidak ada nafsu makan, mual dan mentah.
( Varney Helen. 2002, hal 152)



C.    Penyebab Anemia
Penyebab umum dari anemia:
·         Perdarahan hebat
·         Kecelakaan
·         Pembedahan
·         Persalinan
·         Pecah pembuluh darah
·         Kurang zat besi dalam diet
·         Perdarahan hidung
·         Malabsorpsi
·         Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

D.    Patofisiologi
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah sum-sum tulang. Penambahan voulme darah selama kehamilan lazim disebut dengan hidremia atau hipervolemia. (Wiknjosastro, 2006 hal 448)

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Peningkatan massa sel darah merah tidak cukup memadai untuk mengimbangi peningkatan volume plasma yang menyebabkan terjadinya hidrenia kehamilan atau hemodelusi yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit (20-30 %), sehingga hemoglobin dari hemotokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan tidak hamil. (Riswan, 2003).

Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah (hiperemia /hipervolemia) karena itu terjadi pengenceran darah karena sel darah merah tidak sebanding dengan plasma darah. Secara fisiologis pengenceran darah ini membantu meringankan kerja jantung. Pada ibu hamil sering terjadi peningkatan volume plasma darah 30%, sel darah 18%, hemoglobin 19 %. Maka frekuensi anemia dalam kehamilan:10-20%.  (dr.H.M.A.Ashari,Sp.OG.(K).2002 Hal 30).

E.     Klasifikasi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu : (Sarwono. 2002 hal 451 ).
1.      Anemia defisiensi Besi ( 62,3 % )  adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah . kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan misalnya pada perdarahan.
2.      Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan kekurangan asam folat, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12, biasanya karena malnutrisis dan infeksi yang kronik.
3.      Anemia Hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnose diperlukan pemeriksaan darah tepi, lengkap, pemeriksaan fungsi sterna, pemeriksaan retikulosit.
4.      Anemia Hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Gejala utama pada anemia ini adalah dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan serta gajala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ vital.

F.      Pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan, nifas, dan janin
 ( Manuaba. 1998 Hal 31-32 ).
a.    Pengaruh anemia dalam kehamilan
1.      Dapat terjadi Abortus
2.      Persalinan premature
3.      Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4.      Mudah terjadi infeksi
5.      Mengancam jiwa dan kehidupan ibu
6.      Hiperemesis gravidarum
7.      Perdarahan antepartum
8.      Mola hidatidosa Dan Ketuban pecah dini ( KPD )

b.    Pengaruh Anemia Dalam Persalinan
1.      Gangguan kekuatan His.
2.      Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar
3.      Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
4.      Kala III dapat diikuti retensio plasenta post partum karena atonia uteri.
5.      Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

c.    Pengaruh Anemia dalam Masa Nifas
1.      Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri.
2.      Memudahkan infeksi puerperium.
3.      Pengeluaran ASI berkurang.

G.    Penanganan
1.      Anemia defisiensi Besi
Anemia ini dapat dicegah yaitu dinasehatkan untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral dan vitamin. Kemasdan zat besi dapat diberikan peroral atau parenteral.
-          Pengobatan dengan peroral : sulfas ferosus atau glukonas ferosus dengan dosis
3-5x 0,20mg.
-          Parenteral : diberikan bila ibu hamil tidak tahan pemberian peroral atau absorbsi disalurkan pencernaan kurang baik, kemasan diberikan secara intramuskuler atau intravena. Kemasan ini antara lain : imferon, jectofer dan ferrigen. Hasilnya lebih cepat dari peroral.
2.      Anemia Megaloblastik
Anemia ini dapat diobati dengan :
-          Asam folat 15-30mg /hari
-          Vitamin B12 3x1 tablet/hari
-          Sulfat ferosus 3x1 tablet/hari
-          Pada kasus berat dan pengobatan peroral lamban hasilnya dapat diberikan transfuse darah.
3.      Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik dapat di berikan obat penambah darah, apabila tidak berhasil maka satu – satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah transfusi darah, yang sering perlu diulang sampai beberapa kali sampai keadaan penderita membaik.
4.      Anemia Hemolitik
pengobatan tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas maka diberikan obat-obat penambah darah. Apabila pada pemberian obat-obatan ini tidak memberikan hasil maka dilakukan  transfusi darah yang berulang sehingga dapat membantu pengobatan ini.







0 komentar:

Posting Komentar

PESONA CERDAS. Diberdayakan oleh Blogger.
 

PESONA CERDAS Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting